Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kisah Nabi Daud As: Pertempuran Melawan Raja Jalut

Perang Nabi Daud As dan Raja Jalut

    Ketika Thālūt akan memerangi Jālūt, ia berpesan kepada pasukannya, Allah Swt, akan menguji kamu dengan sebuah sungai... yaitu sungai di Palestina, ada juga yang mengatakan, Sungai Yordan. “Maka barang siapa meminum (airnya), dia bukanlah pengikutku. Dan barang siapa tidak meminumnya, maka dia adalah pengikutku...” Lalu mereka meminum air sungai itu secara berlebihan sehingga yang tersisa hanya 4.000 orang. “...Ketika dia (Thālūt) dan orang-orang yang beriman bersamanya menyeberangi sungai itu... untuk melawan Jālūt yang memiliki pasukan dan kekuatan yang sangat besar, tidak sedikit di antara mereka yang kembali seraya berkata, (Kami tidak kuat lagi pada hari ini melawan Jālūt dan bala tentaranya...”

Kisah Nabi Daud As: Pertempuran Melawan Raja Jalut
Ilustrasi Perang

    Maka yang tersisa hanya 310 orang saja. Di antara orang-orang yang tersisa itu ada Aesya, bapak Dāwud As, beserta anak- anaknya yang berjumlah 13 orang. Dāwud As, adalah anak bungsunya. Dāud As. berkata kepada ayahnya, "Bapakku! Tidaklah aku melemparkan batuku kepada sesuatu kecuali akan membunuhnya,"la berkata lagi, "Sungguh aku berjalan di antara gunung-gunung, lalu aku bertasbih memuji Allah Swt. dan gunung-gunung pun bertasbih bersamaku." Ayahnya berkata, “Bergembiralah, ini adalah kebaikan yang Allah Swt berikan kepadamu."

    Allah Swt. mengirimkan kepada Nabi Bani Israil, ada yang mengatakan nama nabi itu adalah Samuel As. bersama Thālūt sebuah tanduk yang dilumuri minyak serta tanur (sejenis tungku) dari besi, dan mengirimkannya kepada Thālūt. Nabi Samuel As. berkata kepadanya, “Sahabat kamu ini yang akan membunuh Jālūt, dia akan meletakkan tanduk yang dilumuri minyak itu pada kepa- lanya, dan akan mendidih sehingga minyak itu bercucuran serta tidak akan melewati kecuali pada bagian wajahnya." Thālüt mencoba mengenakan tanur itu akan tetapi tidak muat. Lantas ia mengumumkan kepada Bani Israil. Maka mereka pun mencobanya tetapi tidak ada seorang pun yang cocok. Ketika Dāwud As. pulang dari penggembalaannya, ia melewati tiga buah batu di jalan. Ketiga batu itu berbicara kepadanya seraya mengatakan, "Wahai Dāwud, pungutlah kami, engkau akan membunuh Jālūt dengan sebab kami."

    Kemudian, Dāwud As. pun memungutnya dan menyimpannya. Pada saat itu Thālūt mengumumkan bagi siapa pun yang dapat membunuh Jālūt akan dinikahkan dengan putrinya dan di- berikan stempel kerajaannya. Ketika Dāwud As. datang, mereka meletakkan tanduk itu di atas kepalanya dan mendidih hingga ia terlumuri oleh minyak itu. Ia pun memakai tanur yang ternyata pas. Maka gembiralah Samuel As. dan Thālūt, begitu pula dengan Bani Isrāil. Mereka siap menghadapi Jālūt dan berbaris untuk ber- perang. Dāwud As. keluar untuk menghadapi Jālūt. Ia mengambil batu-batu itu, lalu melemparkannya dengan ketapel kepada Jālūt. Batu itu menembus kepala Jālūt hingga menewaskannya saat itu juga. Pasukan Jālūt pun kalah dengan izin Allah Swt. (Ibnul Asir Al-Jazari, Al-Kāmil fit Tārikhi, Jilid 1: 166 -168) 

Kisah Nabi Daud As: Pertempuran Melawan Raja Jalut
Ilustrasi

    Dari Al-Barra' Ra. berkata, "Sahabat-sahabat Muhammad Saw. yang ikut serta dalam perang Badar menceritakan kepadaku bahwa jumlah mereka seperti jumlah bala tentara Thālut yang menyeberangi sungai yang jum- lahnya sekitar tiga ratus sepuluh orang." Kata Al-Barra', "Demi Allah Swt., tidak ada dari mereka yang dapat menyeberangi sungai kecuali orang yang beriman." (HR AI Bukhāri, Şahihu'l Bukhāri, Jilid 3, No. Hadits 3957-3958, 1400 H: 83).  

Hikmah dan Pelajaran

    Allah mengabarkan kepada Bani Isrāil bahwa Dia telah memilih Thālut menjadi raja mereka. Tidak ada pilihan bagi mereka, kecuali menerima keputusan Allah. Namun, tabiat Yahudi selalu mencari alasan. Untuk memastikan kekuatan pasukannya, maka Thālūt pun mengujinya dengan sebuah sungai ketika akan melawan bala tentara Jālūt. Tidak ada yang mampu menyeberanginya, kecuali hanya sedikit dari kalangan orang-orang beriman sehingga mereka berhak mendapatkan pertolongan dari Allah. Ternyata Allah pun memberikan pertolongan kepada mereka, lalu Dāwud berhasil membunuh Jalut. Allah pun memberikan anugerah kepadanya berupa kerajaan dan hikmah. Sungguh, pengalaman dan semangat yang bergelora tanpa keimanan, berserah diri, dan mengikuti perintah Allah sedikit pun tidak memberi manfaat. Keyakinan terhadap Allah dan keteguhan iman adalah sebab untuk meraih pertolongan. (Abdur- rahman An-Najdi, Taisiru'l Manāni fil Qisași"l Qurāni, 1429 H: 321)

Posting Komentar untuk "Kisah Nabi Daud As: Pertempuran Melawan Raja Jalut"