Kisah Nabi Ibrahim Melawan Raja Namrudz
Perdebatan Antara Nabi Ibrahim As dengan Raja Namrudz
Setelah Ibrahim As memenangkan perdebatan tentang siapa yang menghancurkan berhala-berhala yang disembah oleh Namruz dan kaumnya, Namruz berkata kepadanya, "Apakah engkau melihat Tuhanmu yang engkau sembah dan mengajak untuk menyembahnya, bagaimana dia itu?" Ibrahim As. menjawab, "Tuhanku ialah Zat Yang menghidupkan dan mematikan.” la berkata, "Aku pun dapat menghidupkan dan mematikan."
Ibrahim As. bertanya, "Bagaimana caranya?" Namruz berkata, "Akan kuhadirkan dua orang laki-laki untuk dibunuh. Salah seorang dari keduanya kubunuh, itu berarti akulah yang mematikannya, sedangkan yang satu lagi aku maafkan, itu berarti aku telah menghidupkannya." Ibrahim As. berkata, “Allah menerbitkan matahari dari timur maka terbitkanlah ia dari barat." Bingunglah Namruz ketika itu. Dia tidak bisa menjawabnya sedikit pun. Kemudian, Namruz dan sahabat-sahabatnya sepakat untuk membunuh Ibrahim As. Mereka berkata, "Bakarlah dia dan tolonglah tuhan-tuhan kamu." Abdullah bin Umar Ra. berkata, "Adapun orang yang mengusulkan Ibrahim As. dibakar adalah seseorang dari kalangan Arab Faris."
Dikatakan namanya adalah Haizan. Namruz
memerintahkan agar mengumpulkan berbagai macam kayu bakar. Bahkan, kaum wanita
pun diancam agar mengumpulkan kayu bakar supaya api itu dapat membakar Ibrahim
As. Ketika mereka berkumpul untuk melemparkan Ibrahim As. ke dalam api itu, langit
dan bumi serta yang ada di bumi menyeru kepada Allah Swt. dengan satu seruan,
kecuali dari dua golongan. "Tuhan kami! Tidak akan ada seorang pun di
bumi-Mu ini yang menyembah-Mu selain Ibrahim. la akan dibakar dengan api
karena-Mu, izinkanlah kami untuk menolongnya." Allah Swt berfirman,
"Jika ia meminta sesuatu pertolongan kepadamu, tolonglah ia. Tetapi jika
ia tidak memanggil selain Aku, maka Aku-lah yang menolongnya.' Tatkala mereka
mengangkat Ibrahim As. dari atas bangunan, Ibrahim mengangkat kepalanya ke
langit seraya berdoa, "Ya Allah, Engkau Maha Esa di langit, Engkau Maha
Esa di Bumi, cukuplah Allah Swt. menjadi penolong bagiku dan Dia sebaik-baik
pelindung." Pada saat itu Malaikat Jibril AS menawarkan bantuan kepada
Ibrahim As., "Apakah yang engkau inginkan dariku, wahai Ibrahim?"
Ibrahim As. menjawab, Jika darimu, aku tidak membutuhkannya. Lalu mereka
melemparkan Ibrahim As. ke dalam api. Allah Swt berfirman, Wahai api! Jadilah
kamu dingin, dan selamat bagi Ibrahim. (lbnul Asir Al-Jazari, Al-Kāmil fit
Tarikhi, Jilid, 1: 75-77)
Dari Ibnu 'Abbās Ra., ia berkata,
“Hasbunallāhu wa ni'mal wakilu...” adalah ucapan Ibrahim As. ketika dilemparkan
ke dalam api. Kalimat itu juga diucapkan oleh Nabi Muhammad Saw. ketika
orang-orang kafir berkata, 'Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan
untuk menyerang kamu karena itu takutlah kepada mereka.' Ternyata, (ucapan) itu
menambah (kuat) iman mereka dan mereka menjawab, "Cukuplah Allah (menjadi
penolong) bagi kami dan Dia sebaik-baik pelindung'." (HR Al-Bukhāri). Hadits
di atas memberikan faedah:
- Keutamaan bertawakal kepada Allah Ajja wa Jalla. Tawakal ini sangat diperlukan dalam situasi yang sempit.
- Mengikuti kebiasaan para nabi dan orang-orang yang mendekatkan diri kepada Allah dengan doa dan tawakal kepada-Nya. (Dr. Mustafā Sa'id Al-Khin, Nuzhatul Muttaqina Syarhu Riyādis Şālihina, Juz 1, 1407 H/1987 M: 110-111).
Dari Ibnu 'Abbās Ra.,
"Hasbunallāhu wa ni'mal wakil (cukuplah Allah Swt. menjadi penolong dan
Dia sebaik-baik pelindung) adalah kalimat yang diucapkan Ibrahim As. ketika
dilemparkan ke dalam api dan kalimat ini juga diucapkan oleh Nabi Muhamad Saw.
ketika orang-orang kafir berkata, "Orang-orang Quraisy telah mengumpulkan
pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka." Ucapan
itu malah menambah kuat iman mereka. Mereka menjawab, "Cukuplah Allah Swt.
(menjadi penolong) bagi kami dan Dia-lah sebaik-baik pelindung." (HR Bukhāri,
Şahihu'l Bukhāri, Juz 3 No. Hadits, 4563, 1400 H: 211).
Hikmah dan Pelajaran
Kaum Nabi Ibrahim As. ingin
menyelamatkan diri mereka, tetapi ternyata mereka telantar. Mereka berharap
agar kedudukan mereka terangkat, tetapi ternyata mereka terhinakan. Mereka
ingin mendapatkan kemenangan, namun ternyata mereka mengalami kekalahan.
Sebagaimana Allah Ta'ala berfirman dalam surah Al-Anbiyā, 21: 70. Dalam ayat
lain disebutkan; Maka mereka bermaksud
memperdayainya dengan (membakar)nya, (namun Allah Swt. menyelamatkannya), lalu
kami jadikan mereka orang-orang yang hina. (QS As-Şaffāt, 37:98). Mereka
meraih sesuatu, tetapi apa yang mereka raih itu hanyalah kerugian dan kehinaan.
Itu baru di dunia, sedangkan di akhirat nanti api neraka tidak akan terasa dingin
dan menyelamatkan. Mereka tidak akan mendapat penghormatan ataupun kata salam
di dalamnya, melainkan sebagaimana Allah Swt. firmankan, Sungguh Jahannam itu
seburuk-buruk tempat menetap dan tempat kediaman. (QS Al-Furqan, 25: 66). (Abu'l
Fidā Al-Qurasyi, Qisasu'l Anbiyā, 1422 H/2002 M: 114).
Posting Komentar untuk "Kisah Nabi Ibrahim Melawan Raja Namrudz "