Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kisah Nabi Isa AS: Hamba dan Rasul Utusan Allah

Isa AS : Hamba dan Rasul Allah

    Dengan ayat ini Allah Swt. menyatakan, "Sesungguhnya inilah yang Aku beritakan kepadamu, hai Muhammad, mengenai perkara Isa. Aku kisahkan kepadamu mengenai hal kenabiannya. Sesungguhnya dia itu hamba dan utusan-Ku, Kalimat-ku yang telah Aku berikan kepada Maryam dan ruh dari-Ku. Semua itu adalah kisah-kisah dan berita yang benar. Ketahuilah olehmu bahwa Isa As. tidak layak disembah oleh makhluk, lantas para makhluk beribadah kepadanya. Tidak lain, yang kamu sembah adalah Allah, yang kamu ibadahi adalah Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Maksud lafazh Al-'Aziz adalah Maha Perkasa dalam membalas orang yang bermaksiat kepada-Nya, membantah perintah-Nya, serta mengakui adanya tuhan selain-Nya atau menyembah selain- Nya.

Kisah Nabi Isa AS: Hamba dan Rasul Utusan Allah

    Adapun lafazh al-Hakim adalah Maha Bijaksana dalam memutuskan perkara, tidak pernah ada kelemahan dan kekurangan, Dari Ibnu Abbās Ra., mengenai firman Allah "Sesungguhnya ini adalah kisah yang benar"... yakni sesungguhnya yang telah kami katakan mengenai Isa adalah Al-Haq (kebenaran) dan tidak ada Tuhan (yang berhak disembah/diibadahi) selain Allah Swt. Ketika Allah Swt. memberikan keputusan antara Nabi Muhammad Saw. dan utusan Kaum Nasrani dari Najran, dengan keputusan yang pasti dan hukum yang adil, Allah memerintahkan beliau untuk mengajak mereka bermubahalah (saling melaknat) jika mereka berpaling dari dakwah Nabi untuk mengikrarkan keesaan Allah, bahwa Dia tidak mempunyai anak dan istri, dan Isa As. adalah hamba dan Rasul-Nya. Namun, mereka malah menolak dengan bantahan dan permusuhan. Maka, Nabi Saw. melakukan hal tersebut. Ketika Nabi Saw. melakukan hal tersebut, mereka menghentikan (perdebatan) dan tidak mau ber-mubahalah (saling melaknat), lalu mengajak berdamai.

    Dari Ibnu Abbās Ra. berkata, "Kalaulah orang-orang yang ber-mubahalah (saling melaknat) dengan Nabi Saw. itu keluar untuk ber-mubahalah, tentulah mereka akan kembali dalam keadaan tidak akan mendapatkan keluarga dan hartanya". (At-Tabari, Jāmi'u'l Bayāni An Ta wili Ayi'l Qurāni, Juz 5, 1422 H/2001 M: 467-468).

    Dari Ubadah bin Aş-Şamit Ra. ia berkata, Nabi Saw. bersabda, “Barangsiapa bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah Yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya, bahwa Muhammad adalah hamba-Nya serta utusan-Nya, serta (bersaksi) bahwa Isa adalah hamba Allah, utusan-Nya, dan kalimat-Nya yang disampaikan kepada Maryam dan (dengan tiupan) ruh dari-Nya, surga adalah haq (benar adanya) dan neraka adalah haq, maka Allah akan memasukkan orang itu ke dalam surga sesuai dengan amalnya." (HR Al-Bukhari-Muslim)

Hadits ini memberi beberapa faedah:

  • Tidak akan masuk surga kecuali orang yang beriman.
  • Kedudukan orang mukmin yang paling tinggi ialah seseorang yang betul-betul menjadi hamba Allah. 
  • Isa As. merupakan bukti bahwa Allah- lah yang menciptakannya karena dia diciptakan oleh Allah tanpa melalui seorang ayah
  • Di antara perkara-perkara iman ialah mempercayai bahwa surga dan neraka itu benar adanya. (Abu Usamah Salim bin idul Hilāli, Bahjatun Nāzirina Syarhu Riyādis Şālihina, Jilid 1, t.t.: 485-486). 

Hikmah dan Pelajaran

    Hadits Qudsi Abu Hurairah Ra. menuturkan, Rasulullah Saw. bersabda, "Sesungguhnya Allah Swt. berfirman, barangsiapa yang memusuhi wali- Ku, maka Aku umumkan perang kepadanya. Tidak ada hamba-Ku yang mendekatkan diri kepada-Ku (dengan amalan), yang lebih aku cintai daripada apa-apa yang sudah aku wajibkan baginya. Hamba-Ku terus menerus mendekatkan diri kepada-Ku dengan amalan sunnah sampai Aku mencintainya. Jika Aku sudah mencintainya, Aku-lah pendengarannya yang ia pergunakan untuk mendengar dan pandangannya yang ia gunakan untuk memandang, dan tangannya yang ia pakai untuk memegang, dan kaki- nya yang dipakainya untuk berjalan. Jika ia meminta-Ku, pasti Ku-beri, dan jika meminta perlindungan kepada-Ku, pasti Kulindungi. Aku tidak pernah merasa ragu untuk melakukan apa pun yang Aku lakukan sebagaimana keragu-raguan-Ku untuk mencabut nyawa seorang mukmin yang membenci kematian dan Aku tidak berkehendak untuk menyakitinya”. (HR Al-Bukhāri, Şahihu'l Bukhāri Juz 4, No. Hadits 6502:192).

Posting Komentar untuk "Kisah Nabi Isa AS: Hamba dan Rasul Utusan Allah"