Kisah Nabi Musa As dan Mukjizatnya Membelah Laut Merah
Musa As Membelah Laut Merah
Ketika masalah yang dihadapi Musa As berkepanjangan salah satunya nabi musa melawan firaun, Allah
mewahyukan kepadanya supaya membawa Bani Isrāil (keluar dari Mesir) serta
membawa Tabüt Yusuf bin Ya'qüb dan menguburnya di tanah Muqaddas (Baitul
Maqdis). Maka Musa As. pun menanyakan tentang Tabūt dan tidak ada seorang pun
yang mengetahuinya kecuali seorang perempuan tua. Perempuan itu memberi tahu
Musa bahwa Tābūt itu berada di Sungai Nil.
Kemudian, Musa As. mengeluarkan dari dalam sungai sebuah
peti yang terbuat dari marmer. Lalu Musa memerintahkan Bani Israil untuk
meminjam perhiasan-perhiasan Qibthi sedapat mungkin dan mereka pun melaksanakan
perintah Musa dengan mengambil perhiasan-perhiasan itu dalam jumlah yang
banyak. Ketika malam hari tiba, Musa As. dan Bani Isrāil pergi keluar sedangkan
orang-orang Qibthi tidak mengetahuinya. Bani Isrāil yang ikut kepada Musa As.
berjumlah enam ratus dua puluh ribu orang. Musa As berada di bagian paling
belakang, sedangkan Harun As berada di bagian paling depan (Manakala kabar
kepergian Musa dan Bani Israil sampai kepada Fir'aun) Fir'aun (dan bala tentaranya)
menyusulnya, Sedangkan Haman berada di barisan yang paling depan.
Maka ketika kedua golongan itu saling melihat, Musa, Kita
benar-benar akan tersusul. “Wahai Musa! Sebelum kamu datang kami sudah disakiti
begitu pula setelah kamu datang kepada kami, pertama mereka telah membunuh
anak-anak laki-laki kami dan berkatalah pengikut-pengikut membiarkan hidup
anak-anak perempuan kami, sekarang Fir'aun menyusul kami dan akan membunuh kami
semua”.
Musa menjawab, "Sekali-kali tidak akan (tersusul); sesungguhnya
Tuhanku bersamaku, Dia akan memberi petunjuk kepadaku. " Pada saat Bani
lsrail sudah sampai di tepi laut, sedangkan Fir'aun sudah berada di belakang,
Bani Isrāil berkeyakinan bahwa mereka akan binasa. Musa As. pun segera maju ke
depan dan memukul laut dengan tongkatnya, maka laut pun terbelah. Setiap
belahan ibarat gunung yang sangat besar hingga menjadi dua belas jalan Setiap
jalan dilalui oleh dua belas keturunan (Bani Israil) sampai mereka keluar dari
laut itu.
Manakala Fir'aun dan pengikut pengikutnya sudah dekat ke
laut. la berkata kepada pengikut-pengikutnya, "Tidakkah kalian lihat laut
ini, sungguh telah dibelahkan dan dibukakan bagiku hingga aku dapat menyusul
musuh-musuhku!". Pada saat Fir'aun dan pengikutnya sudah berada di mulut
jalan (yang akan dilaluinya), kuda mereka tidak mau berjalan. Maka Jibril turun
menunggangi kuda betina yang sangat lembut, aroma harumnya pun tercium oleh kuda-kuda
mereka. Mulailah kuda-kuda mereka mengikuti bekas kuda Jibril. Sehingga yang
paling depan hampir sampai dan yang paling belakang sudah masuk ke jalan dalam
laut. Kemudian, laut pun diperintahkan untuk membinasakan mereka.
Dibenturkanlah air kepada mereka sehingga mereka tenggelam. Kejadian itu
disaksikan oleh Bani Isrāil. (Ibnu Atsir Al-Jazari, Al-Kamil fit Tarikh, Jilid
1: 143-144).
Dari Ibnu Abbas Ra., ia berkata, "Rasulullah Saw.
bersabda,
'Barang siapa senantiasa beristigfar, maka pasti Allah akan selalu memberikan kepadanya jalan keluar dari setiap kesempitan, memberi kelapangan dari segala kegundahan, dan memberikan rezeki dari arah yang tidak ia duga." (HR Abu Dawud). Hadits di atas memberikan faedah yaitu anjuran untuk memelihara doa yang disertai dengan istigfar agar memperoleh manfaat baik di dunia maupun akhirat. (Dr. Mustafa Sa'id Al-Khin, Nuzhatul Muttaqina Syarhu Riyādis Salihina, Juz 2, 1407 H/1987 M: 1278).
Dari lbnu Abbas Ra, ia berkata, Rasulullah Saw, bersabda,
"Aku pernah diberitahukan oleh malaikat Jibril "Seandainya engkau melihatku pada saat aku mengambil tanah lumpur dan memasukkannya ke dalam mulut Fir'aun, karena aku khawatir ia akan mendapatkan rahmat. "Di dalam riwayat lain disebutkan perkataan Fir'aun, "Aku percaya bahwa tidak ada Tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Isrāil." (HR Abu Daud At-Thayālisi), (Abu'l Fidā Al-Qurasyi, Qisaşu'l Anbiyā, 1417 H/1977 M,: 443-444) Syaikh Al-Albāni mengatakan: Hadits Shahih, dalam Sahih A-Jāmi' no. 4353.
Hikmah dan Pelajaran
Fir'aun tertegun dan tidak mau bergerak maju, ketika melihat
laut terbelah dan melihat Musa As. dan Bani Isrāil telah melintasinya. Dalam
hatinya tersirat keyakinan (yang sebelumnya ia ragukan) bahwa terbelahnya lautan
hanya mungkin dilakukan oleh Tuhan Pemilik 'Arsy yang Mulia. Dalam keadaan yang
sangat mengkhawatirkan seperti itu, Fir'aun tetap saja berniat untuk mengejar
Bani lsrāil karena dia merasa sebagai pemimpin pasukannya. Ketika Fir'aun dan
bala tentaranya sudah berada dalam laut, Allah memerintahkan laut agar
menenggelamkan mereka. Hal ini sebagai bukti nyata yang menunjukkan kekuasaan
dan kebesaran Allah yang luar biasa serta kebenaran rasul Allah dengan segala
apa yang mereka bawa dari Tuhannya. (Abu'l Fidā Al-Qurasyi, Qisaşu'l Anbiyā,
141 H/1977 M, : 441-442).
Posting Komentar untuk "Kisah Nabi Musa As dan Mukjizatnya Membelah Laut Merah"