Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Perintah Allah untuk Nabi Musa dan Harun Menemui Firaun

Musa dan Harun Menemui Firaun

    Setelah Allah Swt. memberi Nabi Musa As dua mukjizat, beliau diperintah untuk menunjukkannya kepada Fir'aun dan pembesarnya. Setelah itu Musa As. pun menemui istrinya lalu mereka kembali berjalan menuju Mesir, hingga mereka tiba pada waktu malam. Kemudian Musa As. bertamu ke rumah ibunya (Harun As.), tetapi ia tidak mengenal mereka begitu pula mereka tidak mengenalinya. Maka datanglah Harun As. seraya bertanya kepada ibunya (tentang orang yang bertamu itu). lbunya mengabarkan bahwa tamu. Maka Harun As. pun mempersilahkan Musa As. dan mempersilakan makan bersamanya.

Allah Menyuruh Musa dan Harun Menemui Firaun

    Lalu Harun As. bertanya, "Siapa Anda sebenarnya?" Musa As. menjawab, "Saya Musa As." Maka keduanya pun berpelukan. orang ini adalah Pendapat lain mengatakan, "Sesungguhnya Musa As. ditinggalkan oleh Allah Swt. selama tujuh hari, setelah itu Allah Swt. berfirman, Wahai Musa! Penuhilah (seruan Tuhanmu) pada apa yang telah dibicarakan kepadamu. Musa As. berkata, Ya Tuhanku, lapangkanlah dadaku, mudahkanlah untukku urusanku, lepaskanlah kekakuan dari lidahku. Kemudian Allah Swt. memerintah Musa As. untuk menemui Fir'aun. Sedangkan keluarganya, tetap berada di tempatnya, mereka tidak tahu apa yang mesti dilakukan. Hingga akhirnya lewat sekelompok pengembala dari Madyan karena ia mengenal mereka.

    Maka mereka pun membawanya kembali ke Madyan. Dan mereka menetap di rumah Syu'aib As. hingga sampai kepada mereka berita Musa As. setelah kejadian pembelahan laut Adapun Musa As., ia berangkat menuju ke Mesir dan Allah Swt. mewahyukan kepada Harun As. dengan memberitahukan kepulangan Musa As. dan memerintahkan kepadanya agar menemuinya. Maka Harun pun keluar dari Mesir lalu keduanya bertemu.

Allah Menyuruh Musa dan Harun Menemui Firaun

    Musa As. berkata, "Ya Harun! Sesungguhnya Allah telah mengutus kami kepada Fir'aun, pergilah bersama kami untuk menemuinya." Harun As. menjawab, Kami mendengar dan kami akan taat. Kemudian setelah itu, saat malam tiba keduanya pergi untuk menemui Fir'aun. Ketika keduanya sudah berada di depan pintu Firaun, diketuknya pintu itu. Fir'aun berkata kepada penjaga pintu itu, "Siapa yang sudah berani mengetuk pintuku pada saat-saat seperti ini?" Lalu dibukanya pintu itu kemudian Firaun pun berbicara kepada keduanya. Maka Musa As. mengatakan kepadanya, "Sungguh, kami berdua adalah utusan Tuhanmu." (lbnul Asir Al-Jazari, Al-Kamil fit Tarikhi, Jilid 1: 138-139).

Abu Hurairah Ra. berkata, "Rasulullah Saw. bersabda, 

"Allah Swt. berfirman, 'Kemuliaan adalah sarungku dan kesombongan adalah selendangku. Barang siapa menentang-Ku, maka Aku akan mengadzabnya." (HR. Muslim) 

Hadits di atas memberikan faedah bagi setiap orang yang menampakkan kemuliaan dan kesombongan, maka ia berhak mendapatkan azab, karena keduanya tidak layak dimiliki oleh manusia yang hakikatnya lemah. (Dr. Mustafa Sa'id Al-Khin, Nuzhatul Muttaqina Syarhu Riyādis Sālihina, Juz 1, 1407 H/1987 M: 523).

Ummul Mukminin Aisyah Ra. pernah mendengar seseorang yang bertanya kepada sejumlah orang yang tengah mengadakan perjalanan haji, 

"Siapakah seorang saudara yang paling mempercayai saudaranya?" Orang-orang itu terdiam tidak ada seorang pun yang menjawab. Lalu Aisyah berkata kepada orang-orang yang berada di sekitar tandunya, "Dia itu Musa bin Imran, ketika ia memohon bagi saudaranya Harun (untuk diangkat menjadi seorang nabi). Maka Allah Swt. mewahyukan kepadanya. Allah berfirman, Dan kami telah menganugerahkan sebagian rahmat Kami kepadanya, yaitu (bahwa) saudaranya, Harun, menjadi seorang Nabi.'." (Abu'l Fidā Al Qurasyi, Qişaşu'l Anbiyā, 1417 H/1977 M: 399).

Hikmah dan Pelajaran

    Dikatakan bahwa Nabi Musa As. memiliki kekurangan dalam berbicara, disebabkan saat Nabi Musa masih kecil pernah memakan kerikil yang diberikan Fir'aun. Setelah semakin dewasa Musa As. pernah berdoa agar kekurangan yang dideritanya itu dapat dihilangkan sebagian, cukup agar kata-katanya dapat dimengerti oleh orang lain. la tidak meminta untuk dihilangkan kekurangannya itu seluruhnya. Hasan Basri Ra. mengatakan, "Para rasul hanya memohon sesuai dengan keperluan mereka saja. Karena itulah kekurangan pada lidah Nabi Musa As. masih tersisa." Selanjutnya, Nabi Musa As. memohon seorang pembantu dari pihak keluarganya, yaitu Harun As. Allah Swt. mengabulkannya dengan menjadikan Nabi Harun As. sebagai pembantu dalamn dakwahnya. Semua ini tidak lain karena Musa As. dapatkan penghargaan yang luar biasa dari Tuhannya.

Sumber:

(Abu'l Fidā Al-Qurasyi, Qisaşu'l Anbiyā, 1417 H/1977 M: 398-399).

Posting Komentar untuk "Perintah Allah untuk Nabi Musa dan Harun Menemui Firaun"