Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mahabbah Cinta Ilahiyah dari Kisah Cinta Layla dan Majnun

Mahabbah Cinta Ilahiyah dari Kisah Cinta Layla dan Majnun

Aku Adalah Layla dan Layla Adalah Aku (Majnun)    

    Katsir Izzah berkata, "Saya keluar ingin mengunjungi pamanku, tapi saya tersesat jalan. Ketika saya berjalan di padang pasir, saya bertemu seorang lelaki yang sedang duduk. Saya bertanya padanya (Qais), ‘Engkau manusia atau jin?'" Orang itu menjawab, “Saya manusia." Saya bertanya lagi, “Mengapa engkau duduk di sini?" Orang itu menjawab, “Aku memasang jebakan untuk rusa." Saya kagum melihat buruannya. Saya menjalankan kendaraanku mendekatinya Ketika saya berbicara dengannya, tali pengikat rusa itu berguncang. Pria itu berdiri. Saya pun ikut berdiri. Sungguh, rusa yang di tangannya merupakan rusa yang bagus dan gemuk. Pria itu melepaskan tali pengikat rusa itu dengan lembut, lalu mencium leher dan kedua matanya, lantas membebaskannya, seraya bersyair:

    Pergilah ke tanah Tuhan, engkau aman dalam perlindunganku. Sampaikan salamku untuk Laila dengan lehermu, perutmu, suaramu dan kedua matamu. Janganlah takut mendapatkan perlakuan buruk dariku Selama merpati masih berkicau di dahan-dahan Saya kagum dengan apa yang kulihat, maka saya memutuskan untuk menemaninya. Di keesokan harinya, pria itu bangun pagi. Saya pun bangun pagi. Dia mengikat rusa, lalu yang diikat memberontak dan dia berdiri, begitu juga dengan saya, lalu terjadi pada rusa itu apa yang telah terjadi kemarin. Dia memperlakukan rusa itu, sebagaimana rusa sebelumnya. Pria itu berjalan tidak jauh, lalu memperhatikan rusa itu dan bersyair: Wahai yang senasib dengan Laila! Jangan kau pandangi aku!   

    Aku hari ini temanmu yang sama-sama terasing Matamu mata Laila. Lehermu pun leher Laila. Hanya, tulang dengkulmu saja yang lembut. Jangan kau berterima kasih padaku karena apa yang kuperbuat padamu. Engkau bebas. Jika berterima kasih, sampaikanlah pada Laila Jika aku menyerupakanmu dengannya tapi tidak membiarkanmu selamat, maka saya bukanlah kekasihnya di kehidupan ini Kemudian kami menjalani siang dan malam bersama. Di keesokan hari, dia bangun pagi, begitu pula dengan saya. Lalu, dia berbuat sebagaimana yang telah diperbuat sebelumnya. Ketika kami menghadapi rusa, dia melakukan apa yang telah dia lakukan, kemudian melepaskannya, lantas bersenandung, Keterasingan rusa mengingatkanku pada Laila Dia memiliki dua mata, leher dan kesendirian Laila Air mataku mengalir mengingatnya Kegundahan hati pun sembuh berkat air mata yang mengalir Saya berkata, "Demi Tuhan dan ayahmu! Alangkah mengagumkan engkau!" Pria itu memandangku dan bersyair,

    Tercelakah pencinta yang galau melihat orang yang dicintai serupa (dengan rusa) dalam hal keterikatannya dengan tali? Ketika pencinta mendekati rusa, dia teringat kesedihannya, lantas pencinta hanyut dan merindukan apa yang telah dilihatnya ia bergejolak berubah pikiran untuk tidak menyembelih rusa hingga pecinta melepaskannya demi laila Jangan mencela dia, karena hari ini terbakar perasaan yang tak pernah berkurang kecuali justru berkobar.

Abadinya Cinta Majnun kepada Layla

    Ketika pria itu berjumpa dengan pengendara kuda, dia berkata, "Ya Allah! Aku memohon kepadamu yang lebih baik daripada yang dimilikinya!" Lantas ada penunggang unta yang datang dan berhenti di hadapan Qais dan berkata, “Datanglah melayat, wahai Qais!" Qais bertanya, “Melayat siapa?" Penunggang unta itu berkata, “Laila." Qais berdiri dan berjalan menuju untanya, demikian pula diriku. Kami memacu unta-unta kami hingga sampai ke suatu kampung. Qais bertanya, “Mohon beritahu saya di mana kuburan Laila?" Yang ditanya menunjukkan suatu kuburan yang masih baru diuruk dan masih basah. Seketika itu pula, Qais langsung bersimpuh di hadapan makam itu, menciuminya dalam waktu yang lama dan mengecupnya sambil bersyair:

Mahabbah Cinta Ilahiyah dari Kisah Cinta Layla dan Majnun
Cinta Majnun dan Layla

Wahai makam Laila! Seandainya kami persaksikan engkau, niscaya kaum perempuan akan meratapimu, dari bangsa Arab maupun non Arab. Wahai makam Laila! Engkau takkan pernah menampung orang semisal Laila dalam kesucian dan kemuliaannya, Wahai makam Laila!  Muliakanlah tempatnya Laila meskipun kami tidak hidup bersamanya itu akan menjadi anugerah bagi kami Wahai makam Laila! Sesungguhnya di dada terdapat kesedihan, saat diri tak kuasa lagi menelan ludah

    Selanjutnya Qais berteriak dan mati. Saya bersama pengendara unta tadi menguburnya. Untuk Qais, lantas saya bersyair, Aku akan menangisi kalian berdua selama aku masih hidup Jika aku mati, aku bahagia sudah mendapati apa yang kalian rasakan

    Majnun ditanya, “Apakah Engkau mencintai Laila?" Majnun menjawab, “Tidak" Penanya kembali bertanya, “Mengapa?" Majnun menjawab, "Karena cinta hanyalah tali penghubung, sementara tali itu sendiri telah hilang. Kini Laila adalah aku dan aku adalah Laila."

    Abu Bakar Muhammad ibn al-Mundzir adh-Dharir menyenandungkan syair milik Majnun berikut ini, Aku terbayang Laila dan hatiku penuh cinta jarak sangat jauh berkunjung susah Hasrat selalu abadi bagi para pencinta Dan cintaku pada Laila, selalu baru selama aku bernyawa 

    Majnun diliputi kasih kepada semua makhluk Allah SWT dari semua kisah yang dapat kita saksikan dan kita menyimaknya seperti kepada rusa yang akan dibunuh oleh pemburu majnun menghalanginya dengan berkata Rusa itu merupakan ciptaan Allah SWT yang tak berdosa tanpa alasan apapun.

Hikmah Kisah Layla dan Majnun

Dari kisah Layla Majnun kita dapat mengambil hikmah diantaranya:

  • Jika kita mencintai sesuatu karena Allah maka apa saja yang berhubungan dengannya maka pasti Allah akan mencintainya pula. Karena segala sesuatu yang ada dibumi ini merupakan bukti sejati kehadiran Allah SWT
  • Seorang hamba yang jatuh cinta kepada Allah maka hanya Allah yang keluar dari lisannya, Allah, Allah, Allah 
  • Patuh akan perintah-Nya hingga mencintai Allah, baginya bersama yang dicintai (yakni Allah) adalah hal yang ditunggu-tunggu
  • Dalam kehidupan kita mengalami banyak bumbu yang dirasakan baik manis, pahit, asam maupun asin semua hakikatnya dari Allah SWT, sehingga kita harus senantiasa berfikir positif. Dalam hadits kita tahu "Aku sesuai dengan persangkaan Hambaku" Karena sesungguhnya Allah tidak ingkar kepada Janjinya.  

    Itulah sepercik kisah legendaris dari Negeri Timur Layla dan Majnun. Semoga menambah inspirasi dalam kehidupan kita hingga kita senantiasa dapat mendekatkan diri kepada Allah. Hidup merupakan anugerah terindah yang Allah sediakan untuk kita. Mencintai-Nya adalah salah satu wujud dari bukti ketaatan kita kepada Sang Pencipta.

Lebih lengkap Kisah Cinta Abadi Layla Majnun 

Info Buku: Uqala Al-Majanin- Abu Al Qasim An-Naisaburi

Posting Komentar untuk "Mahabbah Cinta Ilahiyah dari Kisah Cinta Layla dan Majnun"