Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Karena Iri, Yusuf kecil dibuang oleh Saudaranya

Konspirasi Saudara-saudara Yusuf As

    Yusuf adalah anak Yaqub As. yang paling dicintai olehnya. Pada saat usia Yusuf As. dua belas tahun, ia bermimpi melihat sebelas bintang seolah-olah sujud kepadanya, begitu juga dengan matahari dan bulan. Mimpi nabi yusuf itu diceritakan kepada ayahnya. Dia (ayahnya) berkata, "Wahai anakku! Janganlah engkau ceritakan mimpimu kepada saudara-saudaramu. Mereka akan membuat tipu daya (untuk membinasakan)mu. Sungguh, setan itu musuh yang jelas bagi manusia". (Q.S Yūsuf, 12: 5).

    Lalu diterangkanlah mimpinya itu seraya mengatakan, "Dan demikianlah, Tuhan memilih engkau (untuk menjadi nabi) dan mengajarkan kepadamu sebagian dari takwil (tafsir/ta'bir) mimpi. Ketika istri Ya'qub As. mendengar apa yang diceritakan oleh Yusuf As. kepada ayah. Maka, Yaqub As. pun mengatakan kepada istrinya, "Rahasiakanlah apa yang dikatakan Yusuf, janganlah kau ceritakan kepada anak-anakmu.' Istrinya menjawab, "Baiklah." Namun, ketika anak-anak Yaqub As. itu pulang dari penggembalaannya, istri Yaqub As. menceritakan mimpi Yusuf As. itu kepada mereka. Semakin bertambahlah kedengkian dan kebencian mereka kepada Yusuf As. Mereka berkata, "Tidak ada pemahaman bagi kami dengan matahari selain ayah kami, tidak pula dengan bulan selain dirimu, dan tidak pula dengan bintang-bintang selain diri kami.

    Sesungguhnya anak Rahel ini (nama ibunda Yusuf As.) hendak menguasai kami dan akan mengatakan, 'Kami adalah pemimpin kalian." Mereka membuat sebuah rencana untuk memisahkan antara dia dengan ayahnya. Mereka berkata, "Sesungguhnya Yusuf As. dan saudaranya (Bunyamin) lebih dicintai ayah daripada kita, padahal kita adalah satu golongan (yang kuat). Sungguh, ayah kita dalam kekeliruan yang nyata, bunuhlah Yusuf As. atau buanglah dia ke suatu tempat agar perhatian ayah tertumpah kepadamu, dan setelah itu kamu menjadi orang yang baik." (QS Yūsuf, 12: 8-9).

Konspirasi Saudara-saudara Yusuf As

    Salah seorang di antara mereka yang lebih berwibawa dan memiliki pemikiran yaitu Yahuda memberikan saran, tanya ..Janganlah kalian membunuh Yusuf, karena akan menimbulkan masalah besar. Lemparkanlah ke dasar sumur pastilah akan ditemukan oleh kafilah. Diambillah janji dari mereka bahwa mereka tidak akan membunuhnya. Setelah terjadi kesepakatan di antara mereka, mereka pun menemui Yaqub As. dan berbicara kepadanya agar mau melepas Yusuf As. untuk dibawa bersama mereka. Ketika Yaqub As. melihat mereka, ia berkata, "Apa keperluan kalian?" Mereka berkata, Wahai Ayah kami! Mengapa engkau tidak mempercayai kami terhadap Yusuf, padahal sesungguhnya kami semua menginginkan kebaikan baginya. oleh sebab itu, "Biarkanlah ia bersama kami (Ke Sahara) agar ia bersenang-senang dan bermain-main. Kami pasti akan menjaganya (hingga kembali). (QS Yüsuf, 12: 11-12) Jilid (Ibnul Asir Al-Jazari, Al-Kāmil fit Tarikhi 1: 104-108).

Dari Abu Sa'id Al Khudri Ra., ia mendengar Nabi Saw. bersabda,

“Jika salah seorang di antara kalian bermimpi yang ia sukai, sebenarnya mimpi tersebut berasal dari Allah Swt, maka hendaklah ia memuji Allah karenanya dan ceritakanlah. Adapun jika ia bermimpi selainnya yang tidak disukai, itu berasal dari setan, maka hendaklah ia meminta perlindungan dari keburukannya, dan jangan menceritakannya kepada orang lain, sehingga tidak membahayakannya". (HR Bukhāri-Muslim).

Hadits di atas memberikan faedah:

(a) Bahwa manusia apabila bermimpi yang baik maka bersandarlah pada Allah Swt. serta memuji-Nya atas apa yang membuat ia bahagia. Diperbolehkan menceritakan mimpi jika mimpinya itu akan membangkitkan seseorang untuk mengharapkan yang baik.

(b) Mimpi yang jelek merupakan bisikan setan dan janganlah diceritakan pada orang lain, karena hal itu akan membangkitkan perasaan sial, sedangkan berkeyakinan akan mendapatkan sial hal itu terlarang. (Dr. Mustafā Sa'id Al-Khin, Nuzhatul Muttaqina Syarhu Riyādis Şālihina, Juz 1, 1407 H/1987 M: 657).

Dari Abu Hurairah Ra. berkata,

"Ditanyakan kepada Nabi Saw. 'Siapakah manusia yang paling mulia?" Beliau menjawab, Yang paling mulia di antara mereka adalah yang paling takwa. Mereka berkata, Wahai Nabi Allah, bukan itu yang kami tanyakan. Beliau bersabda, Manusia yang paling mulia adalah Yusuf As. Nabi Allah, putra Nabi Allah Yaqub As, cucu dari seorang Nabi Allah Ishaq As., dan cicit dari seorang kekasih Allah, Ibrahim As.' Mereka berkata, Bukan itu yang kami tanyakan". Beliau bersabda, Apakah dari kalangan bangsa Arab yang kalian tanyakan itu kepadaku? Mereka menjawab, Benar'. Beliau bersabda, Orang yang terbaik di antara kalian di masa Jahiliyah, terbaik pula di masa Islam jika mereka memahaminya." (HR Bukhari, Şahih Bukhāri, Juz 2, No. Hadits 3374, 1400 H: 468,).

Hikmah dan Pelajaran

    Dalam kisah Yusuf As. ini, ia menceritakan mimpi yang dialaminya itu kepada ayahnya, kemudian ayahnya memahami bahwa anaknya itu akan mendapat kedudukan yang tinggi dan derajat yang agung. baik di dunia maupun di akhirat. Pasalnya, di dalam mimpi tersebut ia mendapatkan kehormatan dengan ketundukan kedua orang tuanya dan saudara-saudaranya di hadapannya. Yaqub As. memerintahkan kepada Yusuf As agar tidak menceritakan mimpinya tersebut dan menyembunyikannya dari saudara-saudaranya yang lain agar mereka tidak menjadi iri dan berbuat sesuatu yang buruk terhadapnya. Perintah dari Yaqub As. ini sesuai dengan makna dari sebuah atsar yang menyebutkan, Apabila kalian ingin mewujudkan suatu mimpi, maka bantulah diri kalian sendiri dengan menutupinya (tidak menceritakan kepada orang lain), karena setiap orang yang memiliki kenikmatan itu pasti akan dicemburui." (Abu'l Fidā Al-Qurasyi, Qisasu Anbiya, 1417 H/1977 M: 296).

Posting Komentar untuk "Karena Iri, Yusuf kecil dibuang oleh Saudaranya"