Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kisah Nabi Yusuf As Menakwilkan Mimpi Raja

Yusuf Menakwilkan Mimpi Raja

    Sesungguhnya Raja Mesir, Rayan bin Walid bin Harwan bin Irasyah bin Qaran bin Amr bin Amlaq bin Lawudz bin Sam bin Nuh, bermimpi melihat sesuatu yang sangat menakutkan dalam tidurnya. la bermimpi melihat tujuh ekor sapi yang gemuk dimakan oleh tujuh ekor sapi yang kurus, dan melihat tujuh tangkai gandum yang hijau serta tujuh tangkai lainnya yang kering. Dikumpulkanlah tukang sihir, para peramal, orang-orang yang pandai, dan para ahli nujum untuk menjelaskan mimpinya itu. Setelah, sang Raja menceritakan mimpinya itu kepada mereka. Mereka berkata, (itu) mimpi-mimpi yang kosong dan kami tidak mampu menakwilkan mimpi itu. Dan berkatalah orang yang selamat di antara mereka berdua dan teringat (kepada Yusuf As.) setelah beberapa waktu lamanya, Aku akan memberitahukan kepadamu tentang (orang yang pandai) menakwilkan mimpi itu, maka utuslah aku (kepadanya)" (QS. Yūsuf, 12: 45).

Kisah Nabi Yusuf As Menakwilkan Mimpi Raja

    Mereka pun mengutusnya untuk menemui Yusuf, lalu ia mengisahkan kepada Yusuf As. tentang mimpinya raja itu, Yusuf As. berkata, agar kamu bercocok tanam tujuh tahun (berturut-turut) sebagaimana biasa; kemudian apa yang kamu tuai hendaklah kamu biarkan di tangkainya kecuali sedikit untuk kamu makan. Kemudian setelah itu akan datang tujuh (tahun) yang sangat sulit, yang menghabiskan apa yang kamu simpan untuk menghadapinya (tahun sulit), kecuali sedikit dari apa (bibit gandum) yang kamu simpan. Setelah itu akan datang tahun, di mana manusia diberi hujan (dengan cukup) dan pada masa itu mereka memeras (anggur). (Qs. Yüsuf, 12: 47-49).

    Maka Sesungguhnya sapi yang gemuk itu menandakan musim-musim subur sedangkan sapi yang kurus itu menandakan musim kemarau, demikian pula dengan tangkai-tangkai gandum yang hijau dan yang kering". Setelah mendapatkan penjelasan dari Yusuf As, utusan itu menemui raja lalu mengabarkan kepadanya sebagaimana yang diterangkan Yusuf As. Maka sang Raja pun mengetahui bahwa apa yang dikatakan Yusuf As. itu benar. Kemudian sang Raja berkata,  "Bawalah dia ke hadapanku" (lbnul Asir Al Jazari, Al-Kamil fit Tarikhi, Jilid 1: 110-112)

Dari Abu Hurairah Ra. berkata, Rasulullah Saw. bersabda,

"Barangsiapa melihatku dalam tidur (seakan-akan) ia melihatku ketika terjaga maka, (karena) setan tidak bisa menyerupaiku." (HR Bukhāri-Muslim).

Hadits di atas memberikan faedah:

(a) Bahwa orang yang melihat Rasululllah Saw. dalam mimpi, kelak ia akan melihat Nabi Saw. Di Hari Kiamat. Ini merupakan berita gembira bagi orang bermimpi berjumpa dengan beliau, atau seolah-olah ia bertemu dengan Nabi Saw. dalam keadaan bangun. Hal ini kabar gembira yang menunjukkan atas penghormatan yang bermimpi.  

(b) Seseorang tidak akan melihat Rasulullah Saw. dalam mimpi melainkan dalam hatinya cinta pada Nabi Saw. dan senantiasa dalam hidayah-Nya.

(c) Bahwa bermimpi bertemu Rasulullah Saw. itu adalah benar dan bukan dengan bentuk yang tidak jelas karena setan tidak bisa membuat khayalan pada manusia mengenai bentuk jasad Nabi Saw., ini merupakan kekhususan Nabi Saw. atas pendapat yang sahih. Mustafa Sa'id Al-Khin, (Dr. Nuzhatu Muttaqina Syarhu Riyādis Şhalihina, Juz 1, 1407 H/1987 M: 656).   

Dari Ishãq bin Abdullah bin Abi Thalhah, dari Anas bin Mālik Ra. berkata, " Rasulullah Saw. bersabda, 

"Mimpi baik yang berasal dari seorang yang saleh adalah satu bagian dari enam atau empat puluh bagian kenabian." (HR Al Bukhari, Sahihu'l Bukhāri, Juz 4, No. Hadits 6983, 1400 H: 296).

Hikmah dan Pelajaran

    Dari semenjak kecil Yusuf As sudah dipersiapkan untuk menjadi seorang nabi Allah. Setelah menginjak dewasa, Allah memberikan kepadanya kekuasaan dan ilmu Pada saat sang raja (Mesir) meminta takwil dari mimpinya, tidak ada seorang pun yang mengetanuinya. ang terungkap hanya kata-kata (Itu) hanya mimpi-mimpi kosong dan kami tidak mampu menakwilkan mimpi seperti itu. Ketika ada seseorang memberitahukan bahwa ada yang mampu untuk menakwilkannya, sang raja pun memintanya supaya dihadapkan kepadanya.

    Setelah diberitahukan kepada Yusuf As. tentang mimpi raja itu, Yusuf tidak mau segera keluar dan menghadap kepada raja, kecuali apabila dirinya dibersihkan dulu dari tuduhan yang menyebabkan dia dipenjara dan diumumkan kepada khalayak ramai tentang kebersihan dan kesucian dirinya. Setelah semuanya jelas, barulah Yusuf As. keluar, lalu diangkat menjadi bendahara negara. Yusuf As. menjadi terangkat dan terhormat karena ketaatan dan kesabarannya dalam menghadapi hawa nafsunya, serta menjaga diri dari kemaksiatan. Rasulullah Saw. bersabda, "Tidaklah seorang hamba dizalimi dengan suatu kezaliman kemudian sabar menghadapinya, kecuali akan bertambah kemuliaan baginya." (Abdurrahman An-Najdi, Taisirul Manān fi Qisasil Quran, 1429 H: 235-236).  Selanjutnya Kisah Nabi Nuh yang mendapat perintah dari Allah membuat Bahtera.

Posting Komentar untuk "Kisah Nabi Yusuf As Menakwilkan Mimpi Raja"