Kisah Kaum Bani Israil Disesatkan Samiri
Bani Israil Disesatkan Samiri
Ketika Allah membinasakan Fir'aun dan menyelamatkan Bani Israil, mereka mengatakan, "Ya Musa! Berikanlah kami kitab sebagaimana
engkau janjikan kepada kami". Kemudian Musa As. meminta kitab itu kepada
Tuhannya, maka Allah memerintahkannya untuk shaum selama tiga puluh hari,
bersuci, membersihkan pakaian, dan mendatangi gunung (gunung Thursina) untuk
berbicara dengan-Nya dan diberikan kitab. Lalu Musa As. pun shaum selama tiga puluh
hari, hari pertamanya ialah awal bulan Zulkaidah. Kemudian setelah itu ia pergi
ke gunung dan menyerahkan Bani Isrāil kepada Harun As. Pada saat Musa menuju
gunung itu, bau mulutnya tidak disenangi Allah, maka Musa pun bersiwak dengan
dahan kayu Kharnūb. Lalu Allah mewahyukan, Apa engkau tidak mengetahuinya bahwa
bau mulut yang shaum itu lebih baik daripada wangi kasturi?".
Ilustrasi |
Setelah itu ia diperintahkan untuk melaksanakan shaum selama
sepuluh hari, maka Musa As. pun melaksanakannya pada sepuluh hari Zulhijah.
Sempurnalah waktu yang ditentukan Tuhan-nya itu menjadi empat puluh hari. Pada
waktu malam-malam sepuluh terakhir itulah terjadinya penyesatan Bani Israil.
Tiga puluh hari sudah berlalu, sedangkan Musa belum kembali kepada mereka. Harun
As. berkata, "Wahai Bani Israil Sesungguhnya tidak dihalalkan bagi kamu sekalian
seluruh ghanimah (rampasan perang), begitu juga dengan perhiasan-perhiasan yang
kalian dapati dari Qibthi (Kaum Fir'aun, penduduk asli Mesir) adalah ghanimah
juga, oleh karena itu buatlah oleh kalian lubang dan simpanlah
perhiasan-perhiasan itu di situ hingga Musa kembali, dan lihatlah apa yang dia
putuskan."
Waktu itu datanglah Samiri ia berasal dari ahli Bajarma, ada
juga yang mengatakan, dari Bani Israil. la membawa segenggam tanah yang ia ambil
dari bekas telapak kuda tunggangan Jibril, lalu ia melemparkannya ke dalam
lubang (yang berisikan perhiasan-perhiasan itu) maka berubahlah
perhiasan-perhiasan itu menjadi seekor (patung) anak sapi yang bertubuh dan
bersuara. Ada juga yang mengatakan, "Sesungguhnya
perhiasan itu dilebur terlebih dahulu ke dalam api hingga mencair, kemudian Samiri
menaburkan tanah itu ke dalamnya, maka jadilah anak sapi yang bertubuh dan bersuara."
Pendapat lain mengatakan, "Sesungguhnya Samiri membuat patung anak sapi itu
selama tiga hari, kemudian ditaburkanlah tanah itu, maka berdirilah menghadap
Samiri sambil bersuara. Tatkala mereka melihatnya, Samiri pun mengatakan kepada
mereka, "Inilah Tuhan kamu dan Tuhan Musa tetapi dia (Musa) telah
lupa". (QS Thaha, 20: 88). la meninggalkannya di sini tetapi ia
mencarinya."
Kemudian mereka pun mengelilingi anak sapi itu kemudian
menyembahnya. Maka Harun As. mengatakan kepada mereka, "Wahai kaumku!
Sesungguhnya kalian telan disesatkan olehnya (Samiri), Tuhan kalian itu hanyalah
Ar-Rahman (Yang Maha Pengasih), ikutilah aku dan taatilah perintahku. Maka sebagian
mereka menaatinya dan sebagian yang lain malah mengingkarinya. (lbnul Ašir Al Jazari,
Al-Kamil fit Tarikhi, Jilid 1: 145-146).
Dari Abu Hurairah Ra., dia berkata, Nabi Saw. bersabda,
"Barangsiapa yang taat kepadaku berarti dia telah taat kepada Allah dan barang Siapa yang bermaksiat kepadaku berarti dia telah bermaksiat kepada Allah. Dan barang siapa yang taat kepada pemimpin berarti dia telah taat kepadaku dan barang siapa yang bermaksiat kepada pemimpin berarti dia telah bermaksiat kepadaku." (HR. AI-Bukhari-Muslim).
Hadits di atas memberikan faedah penegasan wajibnya taat
kepada pemimpin selama bukan maksiat, karena hal tersebut merupakan bagian
ketaatan kepada Allah Swt. dan Rasul-Nya. (Dr. Mustafa Sa'id Al-Khin, Nuzhatul
Muttaqina Syarhu Riyādis Salihina, Juz 1, 1407 H/1987 M: 554-555).
Dari lbnu Abbās Ra, dia berkata,
"Ketika Samiri sedang membuat patung anak sapi, Harun As. datang kepadanya seraya bertanya, Apa yang kamu buat?" Samiri menjawab, "Sesuatu yang bermanfaat dan tidak membahayakan." Lalu Harun As. berdoa, "Ya Allah! Berikanlah kepadanya apa yang ia pinta." Tatkala Harun As. pergi, Samiri berdoa, "Ya Allah! Aku memohon kepada-Mu agar dia melenguh, maka dia pun melenguh. Dan apabila dia sujud, ia melenguh. Apabila dia bangkit, ia melenguh. Hal itu karena doa Harun As." (HR AI-Hakim, Al-Mustadrak 'alas Shahihain, 1417 H/1997 M, Juz 2, No Hadits, 3311: 383).
Hadits ini bukan sabda Nabi Saw. tetapi pernyataan seorang
sahabat. Al-Hakim mengatakan, "Hadits ini sahih sesuai dengan syarat Imam
Muslim. Namun para Ulama Hadits mengatakan, bahwa apa yang disahihkan Al-Hakim
tidak bisa diterima sebelum disetujui Imam Adz-Dzahabi.
Hikmah dan Pelajaran
Adalah satu kebatilan apa yang dinyatakan oleh Samiri
setelah selesai membuat patung anak sapi itu, "Inilah Tuhan kamu dan Tuhan
Musa, Musa telah lupa bahwa Tuhannya bersama kita, ia pergi untuk mencarinya
padahal Tuhannya ada di sini". Tidak mungkin Allah dapat dibandingkan dengan
hewan, bintang atau setan yang mereka anggap sebagai Tuhan. Allah Swt. telah
memberitahukan bahwa patung anak sapi itu tidak dapat berbicara, tidak dapat memberi
jawaban, tidak bisa mendatangkan manfaat, tidak dapat menolak madarat, dan
tidak dapat memberikan petunjuk. Mereka menjadikannya sebagai sembahan padahal
dengan cara seperti itu mereka telah menzalimi diri mereka sendiri dan mereka
pun menyadarinya bahwa apa yang dicita-citakan merupakan kesesatan dan
kebodohan. (Abu'l Fida Al-Qurasyi Qisasu' Anbiya 1417 H/1977 M: 469-470).
Posting Komentar untuk "Kisah Kaum Bani Israil Disesatkan Samiri"