Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kisah Abul Anbiya Nabi Ibrahim dalam Mencari Tuhan

Kisah Abul Anbiya Nabi Ibrahim dalam Mencari Tuhan
Sepenggal kisah Nabi Ibrahim mencari Tuhan

Kisah Ibrahim Mencari Tuhan

    Menurut mayoritas ahli ilmu, lbrāhim As. dilahirkan pada masa Raja Namruz. Allah hendak mengutus Ibrāhim sebagai hujjah terhadap manusia dan sebagai rasul untuk hamba-hamba-Nya, pada saat itu tidak ada nabi antara beliau dengan Nuh As. kecuali Hud As dan Shalih As Pada masa kenabian Ibrāhim sudah dekat, para penyembah bintang mendatangi Raja Namruz. Mereka mengatakan kepada nya, "Kami meramalkan akan lahirnya seorang anak laki-laki di wilayahmu ini. Namanya Ibrahim dan akan membelah agamamu dan akan menghancurkan patung-patung sesembahan kamu pada bulan ini dan tahun ini. la Ibrahim akan memecah Tuhan yang diterangkan oleh penyembah-penyembah bintang. 

    Ketika waktu kelahirannya akan tiba. Namruz menahan seluruh perempuan-perempuan yang hamil, kecuali ibunda lbrāhim, karena tidak diketahui kehamilannya. Pada saat Azar bertanya kepada ibunda lbrāhim As. tentang kehamilannya, ia berkata, Aku telah melahirkan seorang anak laki-laki, namun ia meninggal." Maka, Azar pun memercayainya. Dikatakan, bahwa Azar mengetahui kelahiran lbrāhim As., tetapi ia merahasiakannya. Saat Namruz lupa dengan ramalan yang dikemukakan para penyembah bintang itu, Azar berkata, "Sesungguhnya anakku laki-laki dan aku merahasiakannya.

Kisah Abul Anbiya Nabi Ibrahim dalam Mencari Tuhan
Bintang dan Bulan

    Apakah kalian mengkhawatirkan Namruz jika aku membawanya ke hadapannya?" Jawab mereka, "Tidak, pergilah." Kemudian Azar mengeluarkan Ibrāhim As. dari tempat pesembunyiannya. Ibrahim As. melihat binatang-binatang dan makhluk lainnya yang tidak pernah dilihat sebelumnya kecuali ibu dan bapaknya. Mulailah ia bertanya-tanya kepada bapaknya tentang apa saja yang dilihatnya. Bapaknya berkata, "Ini unta dan ini sapi." Ibrāhim bertanya, "Kenapa mereka menjadikan berhala sebagai Tuhan?". lbrāhim As keluar setelah matahari terbenam. la melihat ke langit dan dilihatnya bintang besar. la berkata, Ini Tuhanku" Tidak lama kemudian, bintang itu menghilang. la berkata, Aku tidak suka kepada yang menghilang." Pada waktu itu akhir malam bulan tidak terlihat sehingga yang dilihat lbrāhim As adalah bintang.

    Sebelum melihat bulan Dikatakan, "Bahwa lbrāhim As memikirkan keadaan ini ketika usianya lima belas tahun. Ketika ia melihat bulan purnama, ia berkata, "Ini Tuhanku." Manakala bulan menghilang, ia berkata, "Sungguh, jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk orang-orang yang sesat." Ketika siang tiba dan matahari telah terbit, ia melihat cahaya yang sangat terang dibanding dengan yang pernah ia lihat, la berkata, "Ini Tuhanku dan ini lebih besar Tetapi ketika matahari lenyap, ia berkata, "Wahai kaumku! Sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan." (Ibnu Atsir Al-Jazari, Al-Kamil fit Tārikh, Jilid 1:73).

    Dari lbnu Abbas Ra. mengatakan, Nabi Saw. pernah berdiri di tengah-tengah kami menyampaikan nasihat, beliau bersabda, "Wahai manusia! Kalian akan dikumpulkan dalam keadaan tidak beralas kaki, telanjang, dan tidak dikhitan, sambil beliau membacakan firman Allah, .. "Sebagaimana Kami telah memulai penciptaan pertama, begitulah Kami akan mengulanginya lagi..." (QS Al Anbiyā, 21: 104).

    Manusia pertama yang diberi pakaian adalah lbrāhim As. Ketahuilah, sesungguhnya beberapa orang dari ummatku akan didatangkan lalu mereka diambil ke golongan kiri, aku berkata, "Wahai Tuhan, (mereka) sahabat-sahabatku" Dikatakan, Sesungguhnya engkau tidak tahu apa yang mereka perbuat sepeninggalmu." Lalu aku mengucapkan seperti perkataan seorang hamba saleh (seperti yang diterangkan dalam QS Al Māidah, 5: 117-118) lalu dijawab, Mereka senantiasa kembali ke belakang (murtad) sejak kau tinggalkan mereka." (HR Bukhāri-Muslim)

    Hadits di atas mengandung beberapa faedah di antaranya menerangkan tentang keutamaan lbraāhim As. bahwa dia merupakan orang pertama yang diberi pakaian pada Hari Kiamat. (Abu Usamah Salim bin 'ldul Hilali, Bahjatun Nāzirina, Jilid 1, t.t.: 246-247).

    Abu Hurairah Ra. dari Nabi Saw. bersabda, "Nabi lbrāhim As. bertemu dengan ayahnya, Azar, pada Hari Kiamat. Ketika itu di wajah Azar ada debu hitam, lalu lbrāhim As. berkata kepada bapaknya, "Bukankah aku sudah katakan kepada ayah agar ayah tidak menentang aku?" Bapaknya berkata, Hari ini aku tidak akan menentangmu. Kemudian lbrāhim As. berkata, "Wahai Tuhanku, Engkau sudah berjanji kepadaku untuk tidak menghinakan aku pada hari berbangkit. Lalu kehinaan apalagi yang lebih hina daripada keberadaan bapakku yang jauh (dariku)?". Allah Swt. berfirman, Sesungguhnya Aku mengharamkan surga bagi orang-orang kafir... Lalu dikatakan kepada Ibrāhim, "Wahai lbrāhim, apa yang ada di kedua telapak kakimu?. Maka Ibrahim melihatnya ternyata ada seekor anjing hutan yang kotor. Maka, anjing itu diambil dikakinya lalu dibuang ke neraka". (HR Bukhari, Sahihu'l Bukhāri, Juz 2, No. Hadits 1400, 459, 3350).  

Hikmah dan Pelajaran

    Hal pertama yang dijelaskan oleh Nabi lbrāhim As. kepada kaumnya adalah tentang tidak ada kepantasan bintang-bintang untuk disembah. Lalu meningkat menyembah kepada bulan meski lebih terang dan lebih bagus bentuknya. Kemudian, meningkat lagi menyembah kepada matahari meskipun matahari itu benda langit yang paling terang di dunia, paling cerah, dan paling bersinar dari yang lainnya. Nabi Ibrāhim menjelaskan bahwa semua benda itu ditundukkan, diatur, ditentukan, dan diurus sesuai dengan kehendak-Nya. Nabi lbrāhim As. tidak peduli terhadap tuhan-tuhan yang mereka sembah selain dari Allah Swt. Sebab, Tuhan-tuhan itu sama sekali tidak memberi manfaat apa pun kepadanya, tidak mendengar, dan tidak juga berpikir. Apa yang mereka sembah hanyalah makhluk yang ditundukkan Allah Swt. untuk manusia, seperti halnya bintang-bintang dan semacamnya. Atau juga seperti patung- patung yang dibentuk, dipahat, dan diukir Oleh penyembahnya sendiri. (Abu'l Fidā Al Qurasyi, Qisaşu'l Anbiyā, 1417 H/1977 M, 172-173). Selanjutnya Nabi Ibrahim yang diuji oleh Allah dengan beberapa kalimat.

Posting Komentar untuk "Kisah Abul Anbiya Nabi Ibrahim dalam Mencari Tuhan"