Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kisah Nabi Sulaiman As dan Burung Hud-Hud Sang Pembawa Pesan

Sulaiman As dengan Burung Hud-Hud

    Manakala Sulaiman As. berada pada sebagian tempat penyerangannya, ia sangat membutuhkan air. Pada saat tidak ada seorang pun yang mengetahui di mana adanya sumber air. Maka Sulaiman As. pun mencari burung Hudhud (yang ditugaskan untuk mencari sumber air) untuk menanyakan kepadanya, pada saat mencarinya ia tidak mendapatinya. Sulaiman As. berkata, "Pasti akan kuhukum ia dengan hukuman yang berat atau kusembelih ia kecuali jika ia datang kepadaku dengan alasan yang jelas." Saat itu Hudhud sedang melintas di atas istana Ratu Balqis. 

Sulaiman As dengan Burung Hud-Hud

    la melihat kebun-kebun yang begitu subur milik Ratu Balqis itu yang terletak di belakang istananya. Maka ia pun menuju ke hadapan Ratu Balqis itu. Ratu Balqis bertanya kepadanya,. "Dari mana asalmu? Kata Hudhud, Dari Sulaiman. Apa yang kamu perbuat disitu dan siapa Sulaiman?" Hudhud pun menjelaskan bagaimana keberadaan Sulaiman As yang sebenarnya dan apa saja yang tunduk kepadanya, baik dari bangsa burung atau dari bangsa yang lainnya.

Sulaiman As dengan Burung Hud-Hud

    Mendengar hal itu Ratu Balqis pun merasa heran. Hudhud pun mengatakan kepadanya, "Aku pun merasa heran, kenapa banyak kaum yang menjadikan perempuan sebagai penguasanya". Dan dia dianugerahi segala sesuatu serta memiliki singgasana yang besar. Singgasana yang terbuat dari emas, dimahkotai dengan permata yang sangat indah terbuat dari Yaqut, Zabarzad, dan Mutiara. Kenapa mereka membuktikan syukur kepada Allah itu dengan cara sujud kepada Matahari (menyembah Matahari) tidak sujud kepada Allah. Setelah itu Hudhud pun kembali kepada Sulaiman As. dan memberitahukan kepadanya alasan-alasan kenapa sampai terlambat menghadap. Kemudian Sulaiman berkata kepada Hudhud, Pergi dan bawalah suratku ini, berikanlah kepadanya (Ratu Balqis). Maka Hudhud pun melaksanakannya.

    Pada saat itu Ratu Balqis sedang berada di istananya. Hudhud melemparkan surah itu ke dalam kamarnya. Lalu Ratu Balqis pun mengambilnya, lantas membacanya kemudian menghadap kaumnya seraya mengatakan, "Wahai para pembesar! Sesungguhnya telah disampaikan kepadaku sebuah surat yang mulia." Sesungguhnya (surat) itu dari Sulaiman yang isinya, "Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang, janganlah engkau berlaku sombong terhadapku dan datanglah kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri. 

    Balqis berkata, "Wahai para pembesar! Berilah aku pertimbangan dalam perkaraku ini. Aku tidak pernah memutuskan suatu perkara sebelum kamu hadir dalam majelisku". Mereka menjawab, "Kita memiliki kekuatan dan keberanian yang luar biasa untuk berperang, tetapi keputusan berada di tanganmu; maka pertimbangkanlah apa yang akan engkau perintahkan." Berkata Ratu Balqis, Aku akan mengirim utusan kepada mereka dengan membawa hadiah. Jika ia menerimanya maka dia itu merupakan raja dunia, sedang kami lebih gagah dan lebih kuat darinya. Tetapi bila tidak menerimanya maka dia itu adalah Nabi Allah." (Ibnul Asir Al-Jazari, Al-Kāmil Tarikhi, Jilid 1: 179 181).

Dari lbnu Abbas Ra, ia berkata, 

Bahwa pada suatu ketika "Umar bin Khattab Ra. pergi ke Syam. Setelah sampai di Saragh, pimpinan tentara datang menyambutnya, antara lain Abu Ubaidah bin Jarrah Ra, dan para sahabat yang lain. Mereka mengabarkan kepada Umar Ra. bahwa wabah penyakit sedang berjangkit di Syam. Ibnu Abbas Ra. berkata, Umar berkata, 'Panggil ke sini para pendahulu dari orang-orang Muhajirin! Maka kupanggil mereka, lalu Umar bermusyawarah dengan mereka." (HR Al-Bukhari Muslim)

Hadits di atas memberikan beberapa faedah diantaranya:

(a) Anjuran bermusyawarah kepada pemimpin bersama para pembantunya dan pendapat dalam musyawarah tidak harus selalu berpegang pada imam,

(b) Hendaknya para pemimpin memperhatikan rakyatnya dan memberikan keselamatan baginya, dan tidak lalai ketika terjadi musibah yang menimpa rakyatnya. (Dr. Mustafa Sa'id Al-Khin, Nuzhatul Muttaqina Syarhu Riyadis Shalihina, Juz 2, 1407H/1987 M: 1218).  

Dari Abu Bakrah Ra. ia berkata, 

"Sungguh Allah telah memberikan manfaat kepadaku dengan suatu kalimat yang pernah aku dengar dari Rasulullah, yaitu pada waktu perang Jamal, tatkala aku hampir bergabung dengan para penunggang unta, lalu aku ingin berperang bersama mereka. la berkata, "Tatkala sampai kepada Rasulullah Saw, bahwa penduduk Persia telah dipimpin oleh seorang putri Kisra beliau bersabda, "Tidak akan beruntung suatu kaum, apabila mereka dipimpin oleh seorang wanita. " (HR Bukhari, Sahih Bukhāri, Jilid 3, No. Hadits, 4425, 1400 H: 181 ).

Hikmah dan Pelajaran

    Allah Swt. memberikan pujian kepada Nabi Sulaiman As yang merupakan anak dari Nabi Daud As bahwa dia adalah sebaik-baik hamba. Ini merupakan satu keutamaan bagi Sulaiman As. karena ketaatan, ibadah, serta taubatnya kepada Allah Swt. Allahlah yang memberikannya kekuasaan, ilmu, dan pengertian tentang hukum (yang lebih tepat). Allah menundukkan baginya bangsa manusia, jin, dan burung-burung. Mereka semuanya dibagi dengan pengaturan yang mengagumkan dan sangat luar bisa. Semua itu merupakan keutamaan nubuwah (kenabian) yang Allah berikan kepadanya.

    Saat Balqis mengirim utusan dengan membawakan hadiah, yang tidak lain untuk mengetahui betul dan tidaknya Sulaiman As. itu seorang Nabi, Nabi Sulaiman As. menolaknya. la tidak mau menerimanya, bahkan ia perintahkan harta itu supaya dibawa "Aku pulang kembali seraya mengatakan, tidak pernah gembira dengan banyaknya harta dan tidaklah bagiku dunia ini sesuatu yang dibutuhkan, karena Allah telah memberikan kepadaku yang tidak diberikan kepada seorang pun." Semua yang dilakukan Nabi Sulaiman As. hanya arena Allah semata Dan Allah Swt. akan mengganti apa yang telah dikorbankan di jalan Allan yang lebih."

(Abdurrahmān An-Najdi, Taisirul dengan Manan fi Qasasil Qurān, 1429 H: 288, 300).

Posting Komentar untuk "Kisah Nabi Sulaiman As dan Burung Hud-Hud Sang Pembawa Pesan"