Perjanjian Bani Adam Sebelum Dilahirkan ke Bumi
Perjanjian Bani Adam Sebelum Dilahirkan ke Bumi
Said bin Jubair meriwayatkan dari
Ibnu Abbās, ia berkata, "Allah telah mengambil sumpah terhadap keturunan
Adam di Na'man pada hari Arafah. la mengeluarkan keturunan Adam seluruhnya
sampai hari Kiamat dari bagian belakang punggungnya. Lalu Dia menebarkan mereka
di hadapan-Nya bagaikan semut-semut kecil. Dia mengajak mereka berdialog,
'Bukankah aku ini Tuhan kamu?' Mereka menjawab, 'Betul, Engkau Tuhan kami, kami
bersaksi. Kami melakukan yang demikian itu agar di hari Kiamat kamu tidak
mengatakan, "Sesungguhnya ketika itu kami lengah terhadap hal ini"
atau agar kamu tidak mengatakan, "Sesungguhnya nenek moyang kami telah
menyekutukan Tuhan sejak dahulu, sedangkan kami adalah keturunan yang terlahir
setelah mereka. Maka apakah Engkau akan membinasakan kami karena perbuatan
orang-orang dahulu yang sesat?"
Dari lbnu Abbās As.,
"Sesungguhnya Allah telah me
Dari Abu Hurairah, sesungguhnya Rasulullah Saw. bersabda, "Para malaikat selalu memberi shalawat kepada salah seorang dari kalian selama ia masih di tempat salat dan belum berhadats." Malaikat berkata, Ya Allah, ampunilah dia. Ya Allah, rahmatilah dia. (HR. Bukhari)
Hadits di atas menunjukkan bahwa para malaikat mengawasi perbuatan-perbuatan Bani Adam dan apa yang ada padanya, baik dalam hal kemaksiatan dan cacat, maupun dalam ketaatan. Para malaikat itu merasa perlu beristigfar bagi mereka atas perbuatan-perbuatan mereka. (Faisal bin Abdul 'Aziz Ali Mubārak, Tatrizu Riyādiş Salihina, Juz 2, t.t.: 116-117).
Dari Anas bin Malik Ra., Nabi Saw. bersabda:
"Pada hari Kiamat, Allah bertanya kepada penghuni neraka yang paling ringan siksaannya, Seandainya kamu mempunyai seluruh yang ada di bumi, akankan kamu jadIkan hal itu sebagai penebus dirimu? Dia menjawab, Benar. Allah berfirman, 'Dahulu Aku menginginkan darimu yang lebih ringan daripada ini, ketika kamu masih dalam sulbi (pinggang) Adam, yakni agar kamu tidak menyekutukan-Ku dengan sesuatu pun, tetapi kamu malah menyekutukan Aku." (HR Bukhāri, shahihu Bukhari, 1400, Juz 4, No. Hadits 6557: 201).
Hikmah dan Pelajaran
Bukankah penciptaan Adam dari debu, kemudian dia menurunkan anak cucunya merupakan kejadian yang luar biasa? Sesungguhnya yang demikian itu merupakan sesuatu yang sangat luar biasa dan penciptaan yang Maha Agung. Di sini terpampang jelas sifat pemeliharaan-Nya dan keagungan ketuhanan-Nya, ketika Dia mengatakan "Jadilah", maka terjadilah ia. Seandainya seluruh penduduk bumi berkumpul untuk membuat satu makhluk, seperti seekor lalat atau nyamuk, tentu mereka tidak akan kuasa. Lalu bagaimana mungkin mereka menciptakan manusia yang mempunyai akal, pendengaran, penglihatan, dan hati? "Maha Benar Allah yang telah menciptakan sebaik-baik ciptaan."
Sesungguhnya yang
demikian itu merupakan kekuasaan llahiyah yang teramat dahsyat. Allah
menciptakan seorang manusia dari tiada menjadi ada, dari lemah menjadi kuat,
dari tidak bergerak menjadi bergerak, dari benda mati menjadi hidup dan
bernyawa. Oleh karena itu, debu bisa bergerak, tanah liat bisa berbicara, benda
yang mati menjadi manusia yang sempurna dan sebaik-baik bentuk, "Dan di
antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan kamu dari tanah,
kemudian tiba-tiba kamu menjadi manusia yang berkembang banyak." (Muhammad
Ali As Shabüni, An-Nubuwwah wal Anbiya, t,t 120-121). Baca juga Kisah Nabi Musa dan Firaun
Posting Komentar untuk "Perjanjian Bani Adam Sebelum Dilahirkan ke Bumi"