Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pertemuan Yusuf dengan Ayahnya

Pertemuan Nabi Yusuf dengan Ayahnya Yaqub As

    Ketika kafilah itu keluar dari negeri Mesir, angin berhembus membawa aroma Yusuf As. sampai kepada Yaqub As. Padahal, jarak antara keduanya delapan puluh farsakh; Yusuf As. di Mesir sedangkan Yaqub As. di daerah Kan'an. Ya'qub As. berkata, Sesungguhnya aku mencium bau Yusuf, sekiranya kamu tidak menuduhku lemah akal (tentu kamu membenarkan aku)." Mereka (keluarganya) berkata, "Demi Allah, sesungguhnya engkau masih dalam kekeliruanmu yang dahulu." Maka, ketika telah tiba pembawa kabar gembira itu, maka diusapkannya (baju itu) ke wajahnya (Ya'qub As.), lalu dia dapat melihat kembali. Dia (Ya'qub As.) berkata, "Bukankah telah aku katakan kepadamu, bahwa aku mengetahui dari Allah apa yang tidak kamu ketahui (kebenaran Allah Swt. terhadap takwil mimpi Yusuf As.)."

    Mereka berkata, "Wahai ayah kami! Mohonkanlah ampunan untuk kami atas dosa-dosa kami, sesungguhnya kami adalah orang yang bersalah (berdosa). "Dia (Ya'qub As.) berkata, Aku akan memohonkan ampunan bagimu kepada Tuhanku. Sungguh, Dia Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang. (QS Yūsuf, 12: 94-98). Yaqub As. mengakhirkan doa ini pada waktu sahur pada malam Jumat. Kemudian, Ya'qub As. dan anaknya berangkat.

Pertemuan Yusuf dengan Ayahnya
gambar dari: pinterest.com

    Tatkala keduanya sudah dekat ke Mesir, Nabi Yusuf As bersama masyarakat Mesir menyambutnya. Nabi Yaqub As. yang berjalan digandeng oleh Yahuda, bertanya kepadanya, "Hai anakku! Inikah Firaun Mesir?" Yahuda menjawab, "Bukan. Itu adalah Yusuf As. anakmu." Nabi Yaqub As. berkata, "Keselamatan atasmu wahai yang telah menyirnakan kesedihan!" Beliau berkata demikian karena kesedihan yang tidak dapat dipisahkan dari dirinya semenjak kepergian Yusuf As. darinya. Ketika mereka telah masuk ke istana, Nabi Yusuf As. menaikkan kedua orang tuanya ke atas singgasananya. Kedua orang tuanya dan kesebelas orang saudaranya tunduk bersujud kepada Nabi Yusuf As. sebagai penghormatan kepadanya. Kemudian Nabi Yusuf As. berkata, Wahai ayahku! Inilah takwil mimpiku (Mimpi Nabi Yusuf) yang dahulu itu. Dan sesungguhnya Tuhanku telah menjadikannya nyata. (lbnul Ašir Al-Jazari, Al Kamil fit Tārikhi, Jilid 1: 117-118).

Dari Abu Hurairah Ra., dari Nabi Saw., beliau bersabda, 

"Jikalau saya boleh memerintahkan seseorang untuk bersujud kepada orang lain, niscaya aku perintahkan seorang istri bersujud kepada suaminya. " (HR At-Tirmiżi) 

Hadits ini memberi faedah:

(a) Sujud itu merupakan ibadah yang hanya layak diperuntukkan bagi Allah semata,

(b) Kewajiban istri kepada suaminya itu amat besar sebanding dengan kewajiban dia kepada Allah Swt. 

(c) Tidak layak manusia bersujud kepada manusia yang lain. Maka siapa yang bersujud kepada manusia karena kemauannya sendiri, sungguh ia telah melepas tali Islam dari lehernya. (Abu Usamah Salim bin 'ldul Hilali, Bahjatun Nãzirina, Jilid 1, t.t.: 371).

Dari Abu Hurairah Ra. bahwasanya Rasulullah Saw. Bersabda, 

"Rabb kita turun di setiap malam ke langit ke dunia pada sepertiga malam terakhir dan berfirman, 'Siapa yang berdoa kepada-Ku pasti akan Kukabulkan dan siapa yang meminta kepada-Ku pasti Kupenuhi dan siapa yang memohon ampun kepada-Ku pasti Kuampuni. "(HR Bukhāri, Sahih Bukhāri, Jilid 4, No. Hadits 6321, 1400 H: 157).

Hikmah dan Pelajaran

    Nasihat dan pelajaran yang dapat kita ambil dari kisah di atas didapat pula dari pernyataan Umar bin Al Khattab sebagai berikut: Pada suatu kali Umar Ra. datang ke mesjid, ia mendengar seseorang berdoa, "Ya Allah ketika Engkau menuntunku, aku mengikuti. Ketika Engkau menyuruhku, aku menaati. Ini adalah waktu sahur, maka ampunilah aku." Setelah itu Umar Ra. mendengarkan suara itu dengan saksama, ternyata suara itu datangnya dari rumah Abdullah bin Mas'ud Ra. Kemudian Umar Ra. bertanya kepada Abdullah Ra. tentang doa yang di panjatkannya itu, ia menjawab, "Sesungguhnya Yaqub, mengakhirkan doa untuk anak-anaknya itu hingga waktu sahur." Yaitu ketika ia mengatakan, "Aku akan memohonkan ampunan bagimu kepada Tuhanku." Dan Allah Swt. juga berfirman, "Dan orang yang memohon ampunan pada waktu sebelum fajar" (Abu'l Fidā Al-Qurasy Qisasul Anbiyā, 1417 H/1977 M, 327-328).

Posting Komentar untuk "Pertemuan Yusuf dengan Ayahnya"