Ujian Allah Kepada Nabi Ayyub As
Kisah Nabi Ayyub As: Ujian Allah Kepada Nabi Ayyub As
Di antara peristiwa dan sebab ujian yang diberikan kepada
Ayyüb As., bahwasanya Iblis mendengar bagaimana Malaikat bershalawat kepada
Ayyub tatkala Allah Swt. menerangkannya (keutamaan Ayyub). Maka lblis pun iri
kepadanya dan meminta kepada Allah supaya memberikan kekuasaan-Nya kepada Ayyub
sebagai ujian terhadap agamanya. Kemudian Allah harta memberikan kekuasaan-Nya
berupa yang sangat melimpah. Lalu Iblis dan para pembesar-pembesarnya dari
kalangan Ifrit pun berkumpul.
Keberadaan Ayyub pada saat itu, memiliki (tanah yang sangat
luas di wilayah) Batsniya, seluruh harta yang ia peroleh hasil dari para
pekerja orang-orang Damaskus juga orang-orang yang berada di sekitarnya. la
memiliki seribu ekor kambing berikut penggembalanya, dan memiliki lima ratus
bidang tanah yang digarap oleh lima ratus budak belian. Dan setiap budak
terdiri dari seorang perempuan dan seorang anak berikut harta. Ketika lblis dan
para pembesar-pembesarnya itu telah berkumpul, Allah berfirman, Adakah kekuatan
dan pengetahuan yang kamu miliki? Sesungguhnya Kami telah memberikan kekuasaan
terhadap harta Ayub. Kemudian setiap dari mereka mengeluarkan pendapatnya, lalu
Allah mengutus mereka sehingga mereka menghancurkan seluruh harta yang dimilki
oleh Ayyub As.
Melihat itu, Ayyub As. malah memuji Allah, bertambah
sungguh-sungguh dalam beribadah kepada-Nya, bersyukur atas apa yang diberikan
kepadanya, dan bersabar menerima ujian-Nya. Melihat apa yang dilakukan oleh
Ayyub As. Iblis meminta lagi kepada Allah untuk memberikan kekuasaan-Nya untuk
membinasakan anak- anaknya (anak-anak Ayyub As.). Maka Allah memberikan
kekuasaan-Nya kepada lblis. Namun Allah tidak memberi kuasa bagi Iblis terhadap
tubuh, akal, dan hati Ayyub As. Maka seluruh anak-anaknya pun binasa. Pada saat
Iblis melihat keteguhan Ayyub dalam beribadah kepada Allah serta kesabarannya
dalam menerima berbagai macam ujian, lblis pun kembali meminta kepada Allah
untuk memberikan kekuasaan-Nya terhadap tubuh Ayyub As, maka Allah pun
memberikannya, kecuali pada lisan, hati dan akalnya, sebab Allah tidak memberi kuasa
untuk itu kepada lblis.
Lalu lblis mendatangi Ayyub As. pada saat itu Ayyub As.
sedang bersujud dan menghembuskan ke dalam hidung Ayyub satu hembusan, maka
tubuh Ayyub As. pun berubah sampai-sampai daging tubuhnya itu bertaburan. Di
samping itu tubuhnya pun dipenuhi dengan ulat, setiap kali ulat-ulat itu jatuh
dari tubuhnya, ia mengembalikan nya seraya mengatakan, "Makanlah rezeki
dari Allah." Selain itu Ayyüb terkena penyakit kusta. Dan yang lebih paran
lagi ulat-ulat itu keluar dari tubuhnya seperti air susu perempuan sehingga
tidak ada seorangpun yang kuat menahan baunya.
la dibuang oleh penduduknya ke tempat sampah yang berada di
luar kampung dan tidak ada seorang pun yang mau mendekatinya selain istrinya
yang setia. la berada di tempat itu selama tujuh tahun, ia tidak pernah mengeluh
kepada Allah supaya dihilangkan apa yang menimpa terhadap dirinya dan tidak ada
seorang pun yang paling mulia dipandangan Allah selain dia. (lbnu Atsir
Al-Jazari, Al-Kamil fit Tarikhi, Jilid 1: 98-99)
Ini merupakan cerita yang berasal dari Bani lsrail yang
selayaknya tidak kita terima mentah mentah, sebab tidak ada riwayat yang sahih yang
menceritakan hal di atas. Cukup bagi kita mengimani bahwa Nabi Ayyub As. mendapatkan
ujian yang cukup berat yang Tidak akan sanggup ditanggung manusia biasa. Para
ulama sepakat, bahwa tidak akan ada nabi yang ditimpa penyakit yang menjijikkan
karena hal itu akan mengurangi kemuliaannya. Adapun cerita di atas ada cerita
mengada-ada yang diceritakan Bani Israil dari generasi ke generasi. Wallahu
Alam.
Dari Abu Yahya bin Shuhaib bin Sinan Ra, dia berkata,
Rasulullah Saw. bersabda, "Perkara orang yang beriman itu mengagumkan, sesungguhnya semua perihalnya baik, dan itu tidak dimiliki seorang pun selain oleh seorang mukmin. Bila tertimpa kesenangan, ia bersyukur dan syukur itu baik baginya, dan bila tertimpa musibah, ia bersabar dan sabar itu baik pula baginya. " (HR Muslim).
Hadits di atas memberikan faedah:
a.Hidup orang muslim tidak akan terlepas dari suka dan duka, namun keduanya baik dan mendapat pahala di sisi Allah Swt
b.Mukmin yang sempurna keimanannya, ketika ia senang, bersyukur kepada Allah Swt. Ketika sedih, masa sulit, gagal, dan sebagainya ia bersabar dan terus berikhtiar. Kedua keadaan tersebut baik untuk seorang mukmin. Adapun orang yang imannya kurang, ia akan berkeluh kesah dan marah saat tertimpa musibah, maka berpadulah antara nasib (buruk), dosa, dan kesalahan. Termasuk juga yang tidak mengakui nikmat yang Allah Swt tentukan untuknya. Maka siapa yang tidak bisa menghadapi musibah dengan sabar dan tidak pula menyikapi nikmat dengan syukur, kenikmatan yang dimilikinya akan berbalik menjadi murka. (Dr. Mustafa Sa'id Al-Khin, Nuzhatul Muttaqina Syarhu Riyadis Shalihina, Juz 1, 1407 H/1987 M: 59).
Dari Mush'ab bin Sa'ad dari bapaknya, ia berkata,
"Saya pernah bertanya, "Wahai Rasulullah! Siapa manusia yang paling berat ujiannya?" Beliau menjawab, "Para Nabi, lalu orang-orang shalih, kemudian orang yang paling mulia dan yang paling mulia dari manusia. Seseorang akan diuji sesuai dengan kadar agamanya, jika agamanya kuat maka akan ditambah ujiannya, dan jika agamanya lemah maka akan diringankan ujiannya. Tidaklah ujian itu berhenti pada seorang hamba sampai dia berjalan di muka bumi tanpa mempunyai dosa." (HR Ahmad, Musnadu'l Imām Ahmad, Jilid 3, No. Hadits, 1481, 1416 H/1995 M: 78).
Hikmah dan Pelajaran
Syaikh Al-Albani mengatakan: Hadits Hasan Shahih, dalam Silsilah As-Shahihah no. 143). Setelah semua kenikmatan darinya dicabut, bahkan diuji dengan berbagai macam penyakit yang menggerogoti tubuhnya sampai tidak ada lagi anggota tubuhnya yang sehat selain hati dan lisannya yang digunakan untuk berzikir kepada Allah. Meskipun dalam kondisi seperti itu Nabi Ayyub As. tetap bersabar menghadapinya, senantiasa berharap kepada Allah, dan selalu berzikir baik malam, siang, pagi, maupun sore.
Dalam kondisi yang demikian, istri-nya tetap bersabar menemaninya. la tidak pernah mengeluh dengan habisnya harta serta kehilangan anak-anaknya. la tetap berusaha mengurusi suami ketika ditimpa berbagai macam musibah. Padahal sebelumnya ia berada dalam kebahagiaan, kenikmatan, pelayanan, dan kehormatan. Tapi la meyakini bahwa semuanya itu hanya milik Allah dan akan kembali kepada-Nya. Baca juga kisah nabi musa dan nabi khidir
Sumber:
(Abu'l Fida al-Qurasyi, Qisasu'1 Anbiyă,
1417 H/1977 M: 336-337).
Posting Komentar untuk "Ujian Allah Kepada Nabi Ayyub As"