Kisah Nabi Ibrahim As: Keberaniannya Menghancurkan Berhala
Ibrahim As Menghancurkan Berhala
Ketika lbrahim As. hendak memperlihatkan serta membuka mata
kaumnya, betapa lemah dan tak berdayanya berhala-berhala yang mereka sembah.
Ibrahim mencari cara untuk mengemukakan argumen kepada mereka. Mulailah lbrahim
As. mencari kesempatan yang tepat supaya bisa berbuat terhadap berhala-berhala
yang mereka sembah. la memandang sekilas ke bintang-bintang lalu berkata,
"Sesungguhnya aku sakit." Tujuannya agar mereka menghindari dirinya ketika
mereka mendengar sakit tersebut.
lbrahim As. berbuat seperti itu agar bisa sampai ke tempat
berhala-berhala mereka. Waktu itu mereka memiliki hari besar (yang mereka
rayakan satu kali pada setiap tahun). Mereka semua keluar untuk merayakannya. Tatkala
mereka keluar Ibrahim As. segera menuju tempat berhala-berhala mereka secara
diam-diam sambil mengatakan, (Demi Allah, sungguh, aku akan melakukan tipu daya
terhadap berhala-berhalamu setelah kamu pergi meninggalkannya." Ucapan
lbrahim As ini terdengar oleh orang yang lemah (yang tidak ikut dalam perayaan)
di kalangan mereka dan orang yang paling akhir keluar la pun menuju
berhala-berhala yang berada di sebuah ruangan yang sangat Berhala-berhala itu
ditempatkan besar. berjajar, setiap satu berhala (yang besar) di sampingnya
berhala yang kecil sampai penuh.
Setelah mereka menganggap cukup menyajikan makanan-makanan
di hadapan berhala-berhala itu, mereka berkata, "Kami tinggalkan (untuk)
tuhan-tuhan hingga kami kembali, silakan untuk dimakan." Ketika Ibrahim
As. melihat makanan-makanan yang disajikan di hadapan berhala-berhala mereka
itu, lbrahim As. berkata, "Kenapa kalian tidak memakannya?" Ketika
tidak ada salah satu pun yang menjawab, ia berkata, "Kenapa kalian tidak
bicara?" Lalu dihadapinya (berhala-berhala) itu sambil memukulnya dengan
tangan kanannya. la menghancur-leburkannya dengan kapak di tangan kanannya dan
tidak ada yang tersisa kecuali berhala yang paling besar. Lalu Ibrahim As.
meletakkan kapak yang ia gunakan itu pada tangan berhala tersebut.
lbrahim As pun pergi meninggalkannya. Ketika kaumnya kembali
(dari perayaan itu) dan melihat apa yang terjadi pada berhala-berhala mereka,
mereka pun terpana melihatnya dan menganggapnya sebagai masalah yang sangat
serius. Mereka berkata, Siapakah yang melakukan (perbuatan) ini terhadap
tuhan-tuhan kami Sungguh, dia termasuk orang yang zalim. (Ibnul Asir Al-Jazari,
Al-Kamil fit Tarikhi, Jilid, 1: 74-75).
Dari Abu Hurairah Ra, dia berkata"(Tentang pemberian
syafaat Nabi Saw.) Rasulullah Saw. bersabda,
"Pergilah menemui lbrahim!" Lalu mereka menemui lbrahim As. seraya berkata, "Wahai lbrahim! Engkau adalah nabi Allah dan khalil-Nya dari penduduk bumi, mintakanlah syafaat untuk kami kepada Rabbmu? Tidakkah engkau lihat keadaan kami?" Lalu beliau menjawab, "Sungguh, satu hari Rabbku telah marah dengan kemarahan yang belum pernah marah sebelumnya seperti itu dan tidak juga marah setelahnya seperti itu. Aku dahulu pernah berdusta dengan tiga kedustaan lalu beliau sebutkan hal tersebut, diriku sendiri pun butuh syafaat" Dalam riwayat melalui jalur Abu Zur'ah, terdapat tambahan dalam kisah lbrahim As. yang menyebutkan perkataan lbrahim tentang sebuah planet, "Inilah Rabbku.", juga perkataan lbrahim As. berkenaan dengan tuhan-tuhan sembahan orang-orang musyrik (dari kaumnya) "Bahkan yang telah menghancurkannya adalah (patung) yang paling besar ini," juga perkataan lbrahim As. "Sesungguhnya aku sakit." Beliau bersabda, "Demi Zat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, sesungguhnya jarak antara dua daun pintu dari daun-daun pintu surga adalah bagaikan jarak antara Mekah dan Hajar atau Hajar dan Mekah," (HR Muslim, Sahih Muslim, No. Hadits, 327, 1412 H/1991 M: 184).
Dari Abu Sa'id al-Khudriy Ra, dia berkata, "Aku
mendengar Rasulullah Saw. bersabda,
“Barangsiapa di antara kamu melihat kemungkaran, hendaklah ia mencegah kemungkaran itu dengan tangannya. Jika tidak mampu, hendaklah mencegahnya dengan lisan, jika tidak mampu juga, hendaklah ia mencegahnya dengan hati. Itulah selemah-lemah iman. " (HR Muslim).
Hadits di atas memberikan faedah:
(a)Wajib mengubah kemungkaran dengan fasilitas atau perantara apa saja yang memungkinkan.
(b) Manfaat dari mengingkari kemungkaran dengan hati adalah membenci kemungkaran dan mengingatkan diri kita untuk selalu mengingkarinya.
(c) Memerintahkan kebaikan serta menolak kemungkaran merupakan urusan umat Islam yang sifatnya kemasyarakatan, karena hal tersebut fardhu kifayah (perkara wajib yang dilakukan oleh sebagian umat islam).
(d) Disebutkan bahwa hadits di atas merupakan sepertiga ajaran Islam, karena mencakup perintah atas kebaikan dan penolakan terhadap kemungkaran. Adapula yang mengatakan hadits itu seluruh ajaran islam, karena amalan-amalan syariat itu ada yang sifatnya kebaikan yang wajib untuk dikerjakan atau kemungkaran yang wajib ditinggalkan. (Dr. Mustafã Sa'id Al-Khin, Nuzhatul Muttaqina Syarhu Riyādis Shalihina, Juz 1, 1407 H/1987 M: 208).
Hikmah dan Pelajaran
Apa yang dikatakan oleh Raja Namruz beserta pengikutnya terhadap lbrahim As setelah berhala-berhala yang dijadikan sesembahan mereka hancur lebur, "Sungguh dia termasuk orang yang zalim," seandainya mereka benar-benar berpikir, menggunakan akal sehat, maka apa yang mereka lakukan akan menjadi sebuah bukti yang nyata bagi mereka. Mengapa tuhan-tuhan yang mereka sembah selama ini dapat dihancurkan? Apabila benar berhala-berhala itu tuhan mereka, kenapa mereka tidak kuasa membela diri dari orang yang hendak merusaknya. Akan tetapi, karena kebodohan mereka, kurang-nya pemikiran mereka, terlalu sesat dan kufurnya mereka malah mengatakan, Siapa yang melakukan (perbuatan) ini terhadap tuhan-tuhan kami? Sungguh dia termasuk orang yang zalim. (Abu'l Fida Al-Qurasy Qisasul Anbiyā 1417 H/1977 M: 176). baca juga Kisah Nabi Ibrahim mencari Tuhan
Posting Komentar untuk "Kisah Nabi Ibrahim As: Keberaniannya Menghancurkan Berhala"